Jumat, 27 Maret 2009

Menyambut Tamu Besar Yang Bernama Ramadhan

. Jumat, 27 Maret 2009

Seorang Tamu Yang Segera Hadir

Bagaimanakah perasaan anda jika ada seorang tamu yang anda cintai bermaksud akan mengunjungi dan tinggal besama anda selama beberapa hari ?. Tak diragukan lagi betapa bahagianya anda mendengar kabar ini dan sedapat mungkin anda akan mempersiapkan rumah anda, membersihkannya dan menyiapkan acara dan makanan-minuman yang menarik.
Wahai saudaraku, bagaimana jika tamu itu bukan saja anda cintai, akan tetapi juga dicintai dan dimuliakan Allah dan rasul-Nya serta seluruh umat muslim. Sudahkah terbayang oleh anda siapa tamu yang luar biasa ini, yang akan berada bersama anda dalam waktu dekat ini, selama selama sebulan penuh, siang dan malam, membawa kebaikan dan keberkahan. Dialah bulan Ramadhan, bulan mulia, bulan dimana al-Quran diturunkan, bulan shiyam, bulan qiyamullail, bulan berhias tahajud, bulan yang dipenuhi airmata umat yang bertobat, bulan penuh kesabaran, penuh ketaqwaan, bulan dimana pahala dan ampunan Allah diobral semurah mungkin, bulan dimana pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka selebar-lebarnya, bulan dimana para syaitan dibelenggu, bulan dimana amal kebaikan dilipatgandakan, bulan dimana didalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan (lailatul qadr).
Dialah bulan mulia yang ditunggu-tunggu sejak 11 bulan yang lalu oleh orang-orang sholeh, dan ditangisi dibanyak mesjid sejak 10 hari menjelang kepergiannya.

Persiapan Diri Menyambut Sang Tamu


1. Sejak dua bulan sebelum sang Ramadhan datang, yaitu di bulan Rajab, biasanya Rasulullah saw banyak berdoa sbb :
"Ya Allah berkahilah kami dalam bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan."
"Ya Allah sampaikanlah kami pada Ramadhan dengan aman, keimanan, keselamatan, Islam, kesehatan dan terhindar dari penyakit serta bantulah kami untuk melaksanakan shalat, puasa dan tilawah al-Quran padanya."
"Ya Allah bulan Ramadhan telah menaungi kami dan telah hadir, serahkanlah ia pada kami dan serahkanlah kami padanya, karuniakanlah kami kesanggupan untuk berpuasa, dan menegakkan malam-malamnya. Dan karuniakanlah kami kesungguhan kekuatan dan semangat serta jauhkanlah kami dari fitnah didalamnya".
2. Sejak sebulan sebelum sang Ramadhan tiba, yaitu bulan Sya’ban (saat ini), hendaknya kita memperbanyak puasa (sunat), membaca Qur’an, dzikir, dan ibadah sunnat lainnya, seperti yang dilakukan oleh Rasulullah saw dalam hadits Bukhari-Muslim, Aisyah ra. berkata : “Tidaklah aku lihat Rasul menyempurnakan puasanya sebulan penuh kecuali pada Ramadhan dan tidak juga aku lihat beliau memperbanyak puasa sunnatnya kecuali di bulan Sya’ban”. Memperbanyak aktivitas tilawah Quran, sebagaimana yang diungkapkan Anas bin Malik bahwa para sahabat jika memasuki bulan Sya’ban, mereka segera mengambil mushaf dan membacanya.
3. Meminta maaf kepada sesama manusia, sehingga ketika memasuki Ramadhan dosa kita dengan sesama manusia sudah terhapuskan dan di bulan Ramadhan tinggal menyelesaikan dosa kita pada Allah SWT saja, dan ketika hari raya Idul Fitri tiba kita benar-benar berada dalam keadaan fitrah (suci).
4. Bertafaqquh, yaitu memperdalam pengetahuan fiqih kita yang berkaitan dengan ibadah Ramadhan, sehingga pelaksanaan ibadah dapat berjalan dengan sebaik mungkin syariat yang diajarkan Rasulullah SAW.

Sikap Selama Ramadhan.


Ketika tiba bulan Ramadhan tibalah saatnya kita menghidupkan Ramadhan (Ihya Ramadhan) dengan menjaga setiap detik hari-hari Ramadhan kita tidak terlewatkan begitu saja tanpa diisi dengan memperbanyak ibadah kepada Allah SWT, seperti memperpanjang ruku’ dan sujud, shalat tarawih, bermunajat kepada Allah, memperbanyak sholat sunnat (nawafil), senantiasa berdzikir, tilawah dan tadabbur al-Quran, i’tikaf minimal pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, mengurangi waktu tidur pada siang hari (sementara Rasulullah dan Ummahatul Mu’minin selama Ramadhan begitu aktifnya beramal) dan perbanyak waktu menemui orang-orang yang sholeh.

Jangan biarkan harta kita yang berlebih tersisa hingga melewati bulan Ramadhan. Alangkah indahnya bila Allah memanggil kita ke pangkuan-Nya manakala Ramadhan telah membersihkan kita dari dosa dan kemudian Ramadhan menghadiahi kita teman-teman alam barzarkh berupa amal sholeh dan amal sedekah Ramadhan. Hitunglah kembali kekurangan zakat yang belum kita penuhi, sempurnakan ia dengan infaq, hiasi dengan shodaqoh dan bahagiakan Ramadhan dengan memberi makan orang yang berpuasa. Sebuah hadits meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda :
“Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan dan ia mengajak orang lain untuk berbuka dengan makanan yang halal, maka Allah SWT pada malam itu akan mengirim rahmat-Nya melalui para malaikat-Nya, dan pada malam Lailatul Qadar, Jibril a.s. akan berjabat tangan dengannya. Dan barang siapa berjabat tangan dengan Jibril a.s., hatinya akan menjadi lembut dan matanya akan mudah menangis”.

Alangkah sayangnya bila bulan yang setiap detiknya sangat berarti ini terlewatkan sia-sia oleh kesibukan dunia yang berlebihan, kesibukan berlebihan dalam mempersiapkan makanan buka puasa dan acara lebaran, atau kesibukan memperbagus rumah. Alangkah sedihnya sang Ramadhan, bila ia diisi dengan menghabiskan waktu di depan TV secara sia-sia, bercengkerama tanpa tujuan, atau menunggu waktu buka dengan berjalan-jalan ke pertokoan. Para salafus sholihin pada jaman dahulu selalu bekerja keras selama 11 bulan, dan menabung uang agar bisa waktunya 100 % bisa untuk ibadah di bulan Ramadhan. Kini kita lebih banyak menggunakan waktu cuti kita untuk berwisata bersama keluarga di bulan lain, kini mulailah belajar menjadikan Ramadhan sebagai wisata hati bagi seluruh keluarga kita yang hadiahnya syurga.

Sungguh niscaya bila kita mengotori Ramadhan ini dengan melakukan perbuatan yang diharamkan, karena itu jauhilah pintu-pintu dosa, jauhilah kemungkinan-kemungkinan dimana godaan dunia dan syeitan berkumpul. Jauhilah pusat keramaian dimana dosa diobral murah, hindarkan berkumpul dengan orang-orang yang melakukan pekerjaan sia-sia atau berbicara sia-sia, jauhi pandangan mata dari hal yang diharamkan bahkan yang dimakruhkan, tutup telinga dari namimah, ghibah dan kemungkaran, kunci mulut dari kata-kata yang menyakiti dan yang sia-sia.
Rasulullah SAW juga bersabda : “Barangsiapa yang selama berpuasa tidak juga meninggalkan kata-kata bohong, bahkan mempraktekkannya, maka ia tidak memperoleh pahala puasa kecuali lapar dan haus”

Bulan Penuh Rahmat, Bulan Penuh Pengampunan, Bulan Yang Akan Menjauhkan Kita Dari Api Neraka


Dalam Ramadhan ini kita bertekad akan menyelami rahasia kehidupan, dari mana, di mana dan hendak kemana kita ? Sehingga kita akan menghayati bahwa dunia ini adalah tempat berusaha untuk mematuhi perintah Allah dan akhirat adalah untuk menerima
balasan dariNya.

Pada bulan Ramadhan ini, kita akan berusaha untuk mendapatkan rahmat dan ampunan Allah, karena sesungguhnya kecelakaanlah bagi orang-orang yang tidak mendapatkan rahmat Allah pada bulan yang penuh dengan rahmat ini.
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, niscaya Allah mengampuni dosanya yang telah lalu” (HR. Ash Habus Sunan).
“Tiadalah berpuasa seorang hamba pada suatu hari di jalan Allah, melainkan Allah menjauhkan neraka dari mukanya selama 70 tahun karena puasa hari itu” (HR. Al-Jamaah dari Abu Sa’id)
“Demi Tuhan yang jiwaku berada genggaman-Nya, sesungguhnya bau busuk mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah SWT dari pada wangi kasturi. Dan bagi orang yang berpuasa tersedia 2 kegembiraan, yaitu gembira ketika berbuka puasa dan gembira ketika kelak menerima pahala puasanya di akhirat” (HR Syaikhoni, Nasa’I, Ibnu Majjah dan Ibnu Hibban).

Selamat datang Wahai Ramadhan, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, bulan yang menghapuskan dosa dan mengabulkan doa bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh beribadah di dalamnya.

Ya Ilahi, Engkaulah tujuan kami dan KeridhoanMulah dambaan kami.

(Sumber : Ceramah Ustadzah Dra Herlini Amran. MA, 2005-08-11; buku Amaliah Ramadhan, Dr. Miftah Faridl; buku Fadhilah Ramadhan, Maulana Muhammad Zakariyya Rah.A.; dan sumber NN)

0 komentar: